Potensi Bencana pada Fenomena Aphelion? Bagaimana pencegahannya?

Apa itu Aphelion?

Fenomena Aphelion yang terjadi pada 14 Juli 2025, di mana Bumi berada di titik terjauh dari Matahari. Aphelion adalah titik dalam orbit Bumi mengelilingi Matahari di mana jarak antara Bumi dan Matahari berada pada posisi paling jauh. Fenomena ini terjadi sekali dalam setahun, biasanya pada awal Juli. Saat aphelion, jarak antara Bumi dan Matahari sekitar 152,1 juta kilometer, lebih jauh dibandingkan saat perihelion (jarak terdekat), yang terjadi pada awal Januari dengan jarak sekitar 147,1 juta kilometer.

Dampak Fenomena Aphelion terhadap Bumi

Secara umum, aphelion tidak menyebabkan perubahan ekstrem pada suhu atau cuaca secara global karena perubahan jarak ini relatif kecil (sekitar 3%) dibandingkan keseluruhan jarak antara Bumi dan Matahari. Namun, dalam beberapa kasus, fenomena ini bisa berkorelasi tidak langsung dengan berbagai kondisi alam yang dapat memperburuk situasi kebencanaan, tergantung pada kondisi iklim regional.

Beberapa potensi dampaknya:

1. Perubahan Suhu dan Cuaca Lokal

  • Aphelion dapat menyebabkan penurunan intensitas penyinaran matahari di beberapa wilayah, terutama di belahan Bumi yang sedang mengalami musim dingin.

  • Di daerah tropis, seperti Indonesia, perbedaan suhu akibat aphelion tidak signifikan, namun bisa memperkuat anomali cuaca yang sedang berlangsung, seperti kemarau panjang.

2. Kekeringan dan Potensi Kebakaran Hutan

  • Di wilayah tropis, masa aphelion sering bertepatan dengan musim kemarau.

  • Penurunan intensitas radiasi matahari diikuti oleh penurunan suhu malam hari, tetapi siang tetap panas dan kering — ini menciptakan kondisi ideal untuk kebakaran hutan dan lahan.

3. Ketidakseimbangan Iklim Mikro

  • Aphelion bisa memperkuat fenomena iklim lokal seperti embun beku di daerah pegunungan (contoh: Dieng di Jawa Tengah).

  • Hal ini dapat berdampak pada pertanian, terutama tanaman yang sensitif terhadap suhu.

Mitos vs Fakta

  • Mitos: Aphelion menyebabkan suhu ekstrem dingin atau panas.

  • Fakta: Suhu Bumi dipengaruhi lebih besar oleh kemiringan sumbu Bumi (23,5°), bukan jarak Bumi ke Matahari. Musim terjadi karena hal ini, bukan karena aphelion atau perihelion.

Upaya Pencegahan dan Mitigasi Dampak Kebencanaan

1. Monitoring dan Edukasi Cuaca

  • BMKG dan lembaga terkait perlu meningkatkan sosialisasi mengenai fenomena astronomi dan dampaknya agar masyarakat tidak terjebak hoaks atau ketakutan yang tidak berdasar.

  • Edukasi tentang aphelion harus disertai pemahaman bahwa musim dan suhu ekstrem lebih dipengaruhi pola angin dan tekanan udara, bukan semata jarak Matahari.

2. Mitigasi Kekeringan

  • Pemerintah daerah perlu menyediakan cadangan air bersih di wilayah rawan kekeringan.

  • Mendorong pertanian yang adaptif terhadap cuaca kering, seperti penggunaan irigasi tetes dan varietas tanaman tahan kekeringan.

3. Pencegahan Kebakaran Hutan

  • Penguatan sistem deteksi dini kebakaran, pemantauan hotspot melalui satelit.

  • Peningkatan pengawasan dan patroli di kawasan rawan terbakar saat musim kemarau, khususnya ketika mendekati periode aphelion.

4. Pertanian Adaptif

  • Di dataran tinggi yang rawan embun beku, petani dapat diberi pelatihan adaptasi seperti penggunaan mulsa plastik atau penanaman varietas tahan dingin.


Kesimpulan

Fenomena aphelion adalah bagian dari siklus tahunan orbit Bumi dan tidak secara langsung menyebabkan bencana. Namun, karena bertepatan dengan musim kemarau di beberapa wilayah tropis, fenomena ini dapat memperkuat kondisi yang mendukung bencana seperti kekeringan dan kebakaran hutan. Upaya pencegahan dan mitigasi melalui edukasi, teknologi, dan perencanaan adaptif sangat penting untuk mengurangi dampaknya terhadap masyarakat.